Kepada Ukhti Al-Muslimah
Siapa yang menyuruhmu memakai hijab (jilbab)?
Ukhti!!
Pernakah anda menduga. Bahwa mereka, wanita muslimah, sadar, mengapa
mereka berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukan bahwa mereka mewarisi
orangtua mereka dan sebagai bakti kepada keduanya yang menyuruhnya. Oleh
karena itu sebagai warisan dan adat istiadat suci, maka harus dijaga
dan dilestarikan.
Pernakah ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Siapa yang memerintahkannya? Bukankah itu perinta Allah?
ياايهاالنبي قل لازواجك وبناتك ونساءالمومنين يدنين عليهن جلابيبهن ذلك ادنى ان يعرفن فلايودين وكان الله غفورحيما
Hai
Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.33:59)
Tidakkah ia
mengetahui bahwa ia menaati Penciptanya, yang memberi rizki, yang
menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang sesuai dengan
makhluk-Nya.
Allah SWT berfirman:
لله مافي السماوات ومافي الارض
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi”. (Q.S.2:284)
Ukhti Al-Muslimah!! Tidakkah anda membaca firman Allah SWT:
وقل للمومنات يغضضن من ابصارهن ويحفظن فروجهن ولايبدين زيتهن الاماظهرمنهاوليظربن بخمرهن علي جيونهن
Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya”. (Q.S.24:31)
Yaitu tidak menampakan
sedikitpun perhiasan kepada orang-orang asing (bukan Mahramnya),
kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang
tidak mencolok, dan hendaklah mengulurkan penutup kepalanya (hijab)
sampai ke dadanya hingga tertutup.
يرحم الله النساءالمهاجرات الاول لماانزل الله { وليضربن بخمرهن على جيوبهن } شققن مروطهن فاختمرن بها
“Semoga
Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah (muhajirat), yaitu
ketika Allah menurunkan firman-Nya: "Hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dada mereka" Mereka langsung merobek pakaian mereka untuk
dijadikan jilbab" [H.R. Bukhari]
Ukhti Al-Muslimah!! Janganlah berkata: “kita bukan mereka, bagimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai?”
“Contohlah
mereka walaupun tidak sama persis – Sesungguhnya mencontoh orang yang
mulia itu adalah keberuntungan” begitulah Penyair berkata.
Ukhti Al-Muslimah!! Tidakkah anda membaca firman Alah tentang istri nabi saw?
واذاسالتموهن متاعافاسالوهن من وراءحجاب ذلكم اطهرلقلوبكم وقلوبهن
“Apabila
kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi),
Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci
bagi hatimu dan hati mereka”. (Q.S.33:53)
Lebih cuci
bagi siapakah ukhti? Lebih suci bagi istri-istri nabi (Ummahatul
Mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat nabi, umat yang terbaik
setelah nabi saw.
Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang?
Apakah Dzat yang menciptakanmu, yang mengetahui cara yang terbaik untuk
mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui itu?
Ibnu abbas berkata: “Allah Swt memerintahk
an
istri-istri orang-orang yang beriman hal tersebut diatas, agar mereka
dikenal dengan tertutup rapi, bersih dan suci. Dan dengan demikian ia
tidak akan diganggu oleh orang-orang jahat”.
Coba anda perhatikan:
“Siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan? Tentu mereka yang suka bersolek ala jahiliyah (jahiliah modern)”.
Perhatikan Firaman Allah SWT:
والقواعدمن النساءاللاتي لايرجون نكاحافليس عليهن ح ان يضعن ثيابهن غيرمتبرجات بزينةوان يستعففن خيرلهن والله سميع عليم
Dan
perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung)
yang tiada ingin kawin (lagi), Tiadalah atas mereka dosa menanggalkan
pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) Menampakkan perhiasan, dan
Berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. dan Allah Maha mendengar
lagi Maha Bijaksana. (Q.S.24:60)
Allah SWT menggambarkan
bahwa berjilbabnya orangtua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak
menampakan perhiasan itu lebih utama,wlaupun diperbolehkan bagi mereka
untuk membuka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan santun
(secara islami).
Al-Quran telah mewajibkan wanita muslimah untuk berjilbab (hijab) dan mengharamkan bersolek ala jahiliah (Tabarruj).
Ukhti Al-Muslimah!! Dengarlah kata ibunda kalian, Ummul Mu’minin, ketika bertanya kepada nabi saw:
سالت النبي * كيف يصنع النساءبذيولهن ( اسفل الثياب )؟ قال: يرخينه شبرا، قالت: اذاتنكشف اقدامهن؟ قال: يرخينه دراعاولايزدن عليه
“Apa
yang harus di lakukan oleh wanta dengan bawahan baju mereka?” nabi
menjawab: “Katakanlah ia satu turunkan jengkal (dari lutut)” Ummul
Mu’minin berkata: “Kalau begitu akan tersingkab kaki kami, wahai rasul”
nabi bersabsa: “Turunkan satu hasta san jangan dilebihkan”. [H.R.
Bukhari dan Muslim]
Subhanallah!! Ummul Mu’minin meminta agar
diperpanjang bajunya, sedangkan wanita jaman sekarang justru meminta
diperpendek (dengan mengangkatnya ke lutut atau ke atasnya) dan mereka
tidak peduli dan bermasabodoh.
“Nabi
dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka
tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al-Qur’an Al-Karim”.
Adapun hijab artinya adalah menutup badan dan sebagai ciri dari sejumlah
peraturan sosial yang berhubungan dengan keadaan wanta dalam
undang-undang Islam, yang menjaga kehormatan, kemuliaan dan keluhuran
wanirta. Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang
linkup yang ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi
Islam, merajut masa depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam
perjuangan Islam dan menegakkannya di atas muka bumi ini.
Ukhti Al-Muslimah!! Untukmu yang masi dibalut keraguan untuk memekai jilbab. Untukmu untaian ayat ilahi ini:
وماكان لمومن ولامومنةإذاقضى الله ورسوله أن يكون لهم الخيرةمن أمرهم ومن يعص الله ورسوله فقدضل صكالامبينا
“Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah
Dia telah sesat, sesat yang nyata”. (Q.S.33:36)
Buatmu yang
selalu berkata: “Bila saya memakai jilbab di negri kafir, maka saya akan
menjadi bahan perhatian, maka bila saya lepas jilbabku, maka akupun
akan seperti merka dan tidak ada yang memperhatikanku”.
Wahai Ukhti
uyang cerdik dan pandai: “Sesungguhnya melawan arus kejahatan,
konsisten, komitmen dan konsekwen dalam kebenaran terutama di nergri
kafir adalah iman yang diseruhkan Allah AWT, tidak boleh seorangpun
melekukan ijtihad, menentukan hukum berdasarkan akal, dengan adanya
nashtekstual berupa AL-Quran dan Sunnah Rasul saw”.
Ukhti Al-Muslimah!!
Anda seharusnya memperhatikan busanamu, melakukan amal dan wajib
memiliki keperibadian Islam sebagaimana apa yang anda baca, dengar dan
lihat.
“Wahai yang selalu mengurusi
tubuhnya, berapa banyak usaha yang telah anda lakukan. Apakah anda
mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas rugi. Perhatikan jiwamu,
sempurnakan keutamaannya, karena anda disebut manusia dengan jiwa bukan
karena jasadmu” begitu para penyair berkata.
Ukhti Al-Muslimah!!
Jadikanlah Khodijah sebagai teladan dan panutanmu dalam hal pengorbanan
jiwa dan harta, jadikanlah Aisyah sebagai teladan dan panutanmu dalam
hal pemahaman terhadap agama. Dan keluarga Yasir dalam hal kesabaran dan
berpegang teguh pada agama Allah.
“Ibu
adalah sekolah, bila anda persiapkan, maka anda telah mempersiapkan
generasi yang harum namanya. Ibu adalah taman, bila disiram, maka ia
akan berdaun rindang. Ibu adalah guru yang utama, pengaruhnya sangat
besar dan berbobot sepanjang masa” begitu penyair berkata.
Ukhti Al-Muslimah!!
Andai mereka melihat bentuk tubuhmu yang tidak menarik atau ketika
usiamu telah senja dan tua renta, apakah mereka akan memajang fotomu
didampul majalah, buku dan semacamnya walupun anda seorang ilmuan?
Apakah mereka akan memintamu mekerja sebagai pramugari di salah satu
pesawat dengan dalil sebagai pelayan khusus wanita?
Mereka hanya
ingin menikmati kecantikan wajah dan merdu suaramu. Bila semua hilang
darimu, maka merekapun pasti meninggalkanmu seakan akan kamu adalah
produk kadaluarsa (habis manis sepah dibuang).
Ramalah
Rasulullah saw ini talah terbukti. Sungguh beliau telah memberikan
gambaran yang tapat seperti yang kita rasakansekarang.
1. Berpakaian
tetapi telanjang; mereka memakai pakaian yang tipis dan bikini (pakaian
mini), sehingga kelihatan lekuk tubuhnya. Wanita ini berpakaian tapi
hakekatnya telanjang.
2. Maailat; berpaling dari ketaatan Allah dan
apa yang wajib dimiliki seperti perasaan malu, menutup aurat dan memakai
jilbab, mereka berjalan sambil berlenggal lenggok.
3. Mumiilat;
memalingkan wanita lian, dengan mengajarkan kepada mereka bersolek,
berdandan secara seronok dan membuka aurat dengan berbagai macam cara.
Mereka juga memalingkan kaum lelaki dengan rayuan manis beracun.
4. Pundak mereka bagai punuk unta; menyanggul rambutnya ke atas seperti punuk unta yang miring.
Syarat-syarat hijab syar’ie:
1. Hijab/jilbab hendaknya menutup seluruh badan.
يدنين عليهن جلابيبهن
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (Q.S.33:59)
2.
Hijab itu hendaknya tebal, tidak tipis dan transparan, karena yang
dimaksud hijab adalah menutup, bila tidak menutup tidak dinamakan hijab,
karena tidak menghalingi penglihatan dan pandangan mata.
3. Hijab itu hendaknya bukan perhiasan atau yang mencolok mata, berwarna warni dan menarik perhatian.
ولايبدين زيتهن الاماظهرمنها
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya”. (Q.S. 24:31)
4.
Hijab itu hendaknya lebar, longgar, tidak sempit ketat dan tidak
menampakan lekuk tubuh dan aurat sehingga menimbulkan fitnah.
5. Hijab itu hendaknya tidak memakai minyak wangi yang berlebihan.
6. Hijab itu hendaknya tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Semoga Allah SWT menjagamu dari setiap kejahatan dan menganugrakan kepada kita semua Khusnul Khatimah.
Segala puji bagi Allah pada awal dan akhir, serta sholawat dan berkah
atas nabi kita Muhamad saw, keluarganya dan para sahabatnya hingga akhir
zaman nanti.
Rangkuman dari sebuah mini buku yang berjudul Kepada Ukhti Al-Muslimah (siapa yang menyuruhmu berjilbab?) DAR AL-GASEM.